Rabu, 2 Februari 2011
Lukas 8:40-56
Bagi orang yang melakukan perjalanan dengan pesawat terbang, penundaan sangat merugikan. Apa lagi bila masih harus melanjutkan perjalanan dengan jadwal yang berdekatan. Atau bila penundaan tersebut mengakibatkan gagalnya transaksi bisnis bernilai tinggi.
Bagi Yairus, situasi saat itu gawat darurat. Anak perempuannya yang satu-satunya sedang kritis (42). Ia berharap Yesus bisa tiba secepatnya di rumahnya. Namun situasi tak mendukung. Orang berdesakan di jalan ingin menemui Yesus. Akibatnya Yesus dan Yairus tak bisa gerak cepat. Situasi ini makin parah karena Yesus berusaha menyelidiki siapa yang menjamah Dia. Yairus mungkin resah. Mengapa Yesus buang waktu mencari seseorang yang menjamah Dia, sementara banyak orang mendekati? Namun Yesus benar. Seorang perempuan yang sakit pendarahan selama dua belas tahun tersungkur di depan Yesus dan mengakui perbuatannya. Rupanya di tengah kelemahan tubuh, ia menembus desakan orang banyak guna menjamah Yesus. Ia yakin bahwa cara itu akan menyembuhkan dia. Lalu bagaimana dengan putri Yairus? Terlambat. Ia sudah mati (49).
Bagaimana bila kita ada di posisi Yairus? Geramkah kita pada si perempuan yang menyebabkan Yesus berlama-lama mencari seseorang yang menjamah Dia? Atau kita menyesali Yesus karena menunda perjalanan dan menghilangkan kesempatan bagi si anak perempuan untuk sembuh? Namun Yesus bukan sembarang menunda. Bukan perempuan itu juga yang menyebabkan perjalanan Yesus tertunda. Itu adalah rencana Tuhan agar menjadi berkat bagi semuanya. Bagi si perempuan, karena ia jadi tahu bahwa imannya kepada Yesus membuat dia sembuh. Bagi Yairus, karena ia dapat melihat kuasa Yesus menghidupkan orang mati.
Apa pun permintaan yang kita rasa terlalu lama direspons oleh Allah, apa pun yang tertunda dalam hidup kita, jika Allah telah berjanji akan melakukannya, niscaya Ia akan melakukannya. Penundaan akan membuat kita melihat bahwa Allah kita setia, dan saat itu kita akan bersukacita.
0 komentar:
Posting Komentar